Komunikasi Bisnis Tugas Individu 3

Tugas 3
Individu  (Wawancara)

Saya Selaku Narasumber

Di bawah ini adalah contoh wawancara kepada narasumber yang sedamg merintis bisnis online shop.

Pewawancara :  “Apa yang mendasari anda untuk berbisnis online shop ini ?”

Narasumber    :  “Keluarga saya turun menurun menjalani berbagai macam usaha dan saya pun ikut terjun dalam dunia bisnis juga, dan saya aktif juga di sosial media yang membuat saya terinspirasi untuk berbisnis dibidang online shop.

Pewawancara : “Apa saja produk yang ditawarkan di online shop anda ?”

Narasumber    :  “Saya menjual tas sling bag, sepatu anak muda, serta pashmina.”

Pewawancara : “Apakah anda menemukan kendala dalam berbisnis ini?”

Narasumber    : “Ya, kendalanya adalah sulit membagi waktunya ,karna saya juga kuliah, dan cukup kesulitan untuk membalas / merespon orderan dengan cepat.”

Pewawancara : “Kapan anda mulai menjalani online shop ini?”

Narasumber    : ” Saya masih baru dalam menjalani bisnis ini, sekitar 5 bulanan.”

Pewawancara  : “Di media sosial mana saja anda memasarkan produk anda?”

Narasumber     : “Saya memasarkannya di Instagram, Facebook, dan Line untuk membalas orderan.”

Pewawancara  : “Siapa saja konsumen yang membeli produk – produk anda?”

Narasumber     : “Sebagian besar temen kuliah dan kerabat saya dan tetangga.”

Pewawancara : “Bagaimana keuntungan yang diperoleh?”

Narasumber    : “Keuntungannya sangat lumayan, karna saya tidak memasarkannya dengan harga yang sangat tinggi, yang palin utama bagi saya adalah barang dagangan saya laku terjual agar saya bisa terus maju.”

Pewawancara : “Oh jadi begitu ya kak, terima kasih atas waktunya yang kakak berikan.”

Narasumber    : “Iya, Terima kasih kembali.”

Komunikasi Bisnis Tugas Individu 2

Contoh Berita

Materi 6 ( Perencanaan Pesan – pesan Bisnis ) Sub bab Seleksi saluran dan media

IHSG Cetak Rekor, Bos BEI Pamerkan Kinerja ke Jokowi

FOTO: Presiden Jokowi Tutup Perdagangan Saham Tahun 2017

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menkeu, Gubernur BI, Menkoperek, Ketua Dewan Komisioner OJK dan Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI) saat menutup index saham gabungan 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio memaparkan sejumlah capaian kinerja BEI di tahun 2017 kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hari ini, Jokowi menutup perdagangan saham di 2017.

Tito memaparkan, kinerja pasar modal positif sepanjang tahun ini. Hal tersebut terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menembus rekor.

Pada perdagangan saham Kamis lalu, IHSG ditutup rekor pada level 6.314,04. Rekor berlanjut pada perdagangan saham hari ini ke level 6.355,65. Lalu, jumlah investor naik signifikan dalam 2 tahun terakhir di mana saat ini mencapai 1,12 juta.

“2017 adalah tahun mencerminkan keceriaan, kebahagiaan, dan kebanggaan dari para pelaku pasar modal. Tercermin meningkatnya jumlah investor 44 persen dalam 2 tahun terakhir,” kata dia di hadapan Jokowi, Jakarta, Jumat (29/12/2017).

Nilai investasi dari investor asing mengalami pertumbuhan. Tito menjelaskan, nilai investasi asing tahun lalu Rp 1.691 triliun. Pada tahun ini, investasi dari investor asing Rp 1.958 triliun.

Tito bilang, itupun investor asing sudah merealisasikan keuntungannya dengan menarik dana Rp 40 triliun.

“Itu pun sesudah menjual Rp 40 triliun atau 13 persen dari gain yang mereka peroleh,” ungkapnya.

Sebagai tambahan, jumlah emiten baru di tahun 2017 sebanyak 37 perusahaan. Jumlah tersebut tertinggi sejak tahun 1994.

Tanggapan :

Menurut saya, kinerja pasar modal positif sepanjang tahun ini. Hal tersebut terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menembus rekor, karena meningkatnya jumlah investor pada tahun 2017 ini.

Source :

http://bisnis.liputan6.com/read/3210057/ihsg-cetak-rekor-bos-bei-pamerkan-kinerja-ke-jokowi

Komunikasi Bisnis Tugas Individu 1

Contoh Berita

Materi 4 ( Jenis – jenis Komunilkasi ) sub bab Komunikasi menurut penyampaiannya

Upaya Pemerintah Agar Komunikasi Tidak Macet saat Mudik

20 Juni 2017

Pemerintah Luncurkan Aplikasi Ayo Mudik

(Ki-ka) Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menkominfo Rudiantara dan Menhub Budi Karya usai peluncuran program Ayo Mudik di Kemenhub, Jakarta, Kamis (15/6). Aplikasi itu bertujuan untuk mendukung kelancaran mudik 2017. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah terus memantau persiapan mudik Idul Fitri 1438 Hijriah. Semua aspek dipersiapkan termasuk sektor telekomunikasi. Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyiapakan berbagai langkah agar jaringan telekomunikasi selama mudik tidak terganggu, mengingat kemacetan juga akan berdampak pada tingginya kebutuhan komunikasi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, para operator seluler sudah menyiapkan 300 Base Transceiver Station (BTS) di titik rawan sulitnya jaringan telekomunikasi.

 

 

“Karena pengalaman yang lalu-lalu, kalau terjadi kemacetan selalu larinya tingginya orang berkomunikasi. Jadi diperkirakan di titik-titik rawan dipasang BTS Mobile,” kata Rudiantara di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (19/6/2017).

Pemasangan BTS Mobile ini difokuskan pada jalur mudik di Pulau Jawa. Operator akan memasang BTS Mobile di lokasi yang tidak masuk dalam jangkauan (coverage) operator di kondisi normal. Selain itu, beberapa lokasi yang diperkirakan kapasitasnya harus ditambah juga akan ditempatkan BTS Mobile.

“Kalau di simpang-simpang kan kalau dulu ada Brexit, Brebes Exit sekarang exit baru agak lebih ke Timur kan. Itu diperkuat di situ oleh operator,” jelas Rudiantara.

operator bersama Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan Kemenkominfo sudah melakukan drive test sebulan sebelum arus mudik. Pemeriksaan dilakukan titik keberangkatan dan kedatangan, baik stasiun, pelabuhan, maupun bandara. Tentu jalur tol, pantura, dan selatan, serta kereta api.

Pemeriksaan dilakukan di kota-kota besar seperti Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Makassar, dan Bali. Dalam masa mudik ini Bali menjadi perhatian karena cukup banyak masyarakat yang memanfaatkan masa libur Lebaran untuk berlibur ke Bali.

“Orang Jakarta yang tidak Lebaran semua larinya liburan ke Bali itu,” ucap dia.

Dengan adanya antisipasi ini, bukan berarti masyarakat tidak menemukan sama sekali titik tidak adanya sinyal ponsel (blank spot). Tapi paling tidak, dengan adanya penambahan BTS Mobile, jumlah blank spot bisa terus ditekan.

“Makin macet, makin penuh orang, makin orang komunikasi kasih tahu orang saya sudah sampai di mana. Nah makin enggak bisa makin kesel. Jadi fokus kita sama-sama lancar di jalannya dan komunikasi,” pungkas Rudiantara.

Tanggapan :

menurut saya ,dengan diadakannya pemasangan BTS ini agar mempermudah komunikasi pada saat mudik , menjadikannya tidak adanya sinyal ponsel .

Source :

http://news.liputan6.com/read/2996927/upaya-pemerintah-agar-komunikasi-tidak-macet-saat-mudik

Komunikasi Bisnis Materi 11-13

Tugas 3

Kelompok 8 Materi 11-13 



  1. Komunikasi Lisan dalam Rapat

Di dalam suatu pertemuan dan dalam suatu rapat setiap anggota atau peserta harus menyadari posisinya dalam forum tersebut. Tiap peserta hendaknya:

– Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.

– Mampu menjadi komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.

– Mampu berkomunikasi secara terbuka, jujur dan bertanggung jawab.

– Mampu menjadi komunikan yang sangat responsive namun tidak emosional.

– Mampu mengontrol diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.

  1. Komunikasi Lisan dalam Wawancara

Misalkan dalam suatu wawancara, kita melakukan komunikasi dengan seorang yang diwawancara. Dalam wawancara tersebut, ada pihak yang lebih mencondong memberikan pertanyaan. Wawancara biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data yang ingin kita dapat. Ada juga etika dalam berwawancara, diantaranya adalah memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian kita sampaikan maksud dari wawancara yang kita lakukan. Kita juga harus respect kepada orang yang kita tanya sehingga ia merasa nyaman. Berikut ini ialah hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan wawancara:

  1. Gunakan volume suara yang baik dan terdengar (berbicara tidak terlalu keras).
  2. Hindari bahasa menggurui responden.
  3. Hindari sikap rakus.
  4. Fokus pada lawan bicara.
  5. Fokus pada pembicaraan.
  6. Tidak boleh memotong pembicaraan.
  7. Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
  8. Hindari kata-kata kasar (kotor).
  9. Bersikap ramah.
  10. Jangan menyakiti hati responden.
  11. Hidari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
  12. Ucapkan terima kasih.
  1. Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi

Sebagaimana kita cukup sering mendengar negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih terinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timabal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut. Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang mela-kukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri.

Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni:

  1. Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
  2. Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah dalam garis besar pesan yang hendak disampaikan. Berdasarkan kerangka topik yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan teraih. Berdasarkan pengenalan Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda katakan.
  3. Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan gunakan istilah khas yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
  4. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.
  5. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan semula. Yang sering terjadi justru perbedaan pandangan terhadap cara penyelesaian masalah antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut, yang memerlukan perjuangan tersendiri bagi pengirim pesan dalam menyampaikan dan memenangkan pendapatnya.

Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka timbul dorongan untuk menang. Keinginan untuk menang di satu sisi dengan mengabaikan kekalahan dipihak lainnya, biasanya sulit tercapai. Untuk itu digunakan strategi menang-menang (win-win solution). Artinya ada sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga akan mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah pihak dapat tercapai.

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.

KOMUNIKASI DALAM TULISAN

Materi 13

Tugas 3
Kelompok 8

IHSAN IMMADUDIN

NOVIRA DASFE FENDRI

MUFTI AMALLIA

RIZKY PUGHA LARASATI

SINTA KUSUMASWORO WARDHANI

4EA32

  • Penulisan kabar atau berita

Menulis berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat menuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami segala sesuatu yang disampaikan dalam berita tanpa kesulitan dan tanpa adanya kesalahan tafsir. Apakah semua peristiwa dapat atau layak untuk dijadikan sebuah berita? Seorang penulis berita akan memilih mana peristiwa atau perihal yang layak untuk dijadikan berita.

Hal pertama yang harus kalian lakukan untuk meliput peristiwa tersebut menjadi sebuah berita adalah mencatat semua informasi berkaitan dengan unsur-unsur kelengkapan berita.

Adapun kelengkapan dalam sebuah berita meliputi unsur-unsur pertanyaan (5W+1H) apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana, terkait isi berita.

  • Penulisan pesan pesan persuasive

         Persuasif merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan, atau tindakan audiens untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasif yang efektif adalah kemampuan untuk menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau pendengar) merasa mempunyaipilihan dan membuat mereka setuju. Penyampaian pesan – pesan persuasif dapat diterapkan untuk kepentingan internal dan eksternal.

Didalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif dimaksudkan untuk menjual ide/gagasan kepada orang lain, memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien, mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan untuk meminta bantuan dana bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.

  1. Analisis Audien

Penyampaian pesan – pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara

menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk

mengakomodasikan perbedaan individual, analisis audiens anda dan kemudian

susunlah suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik bagi kebutuhan mereka.

  1. Pertimbangan Perbedaan Budaya

Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam

memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka respek

terhadap anda.

  1. Memilih Pendekatan Organisasional

Dalam hal ini, kita dapat menggunakan pendekatan organisasional tak langsung dalam

menyampaikan pesan – pesan persuasif. Akan tetapi jika audiens adalah objektif, atau

jika kita tahu bahwa mereka suka mendengan pesan yang disampaikan secara

langsung, maka bisa menggunakan pendekatan operasional langsung .

  • Korespondensi (surat menyurat)

Korespondensi adalah kegiatan penyampaian pesan berupa surat antara pihak-pihak yang terkait didalamnya baik itu mengatasnamakan instansi ataupun perseorangan. Korespondensi dapat juga disebut sebagai kegiatan surat menyurat. Sedangankan untuk pihak yang terkait disebut dengan koresponden.

Salah satu media yang digunakan dalam korespondesi ialah surat. Surat ialah sarana penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima secara tertulis dan memiliki prosedur tersendiri dalam penulisannya. Surat memiliki peranan penting dalam menciptakan hubungan antara pihak-pihak terkait. Untuk itu, penulisan surat haruslah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku baik dari segi bahasanya maupun dari segi tata letaknya.

Ciri-ciri Surat :

  1. Pesannya berupa tulisan
  2. Terdapat isi pesan yang menjadi pokok pembicaraan
  3. Penulisannya mengikuti aturan tertentu
  4. Gaya bahasa sesuai dengan jenis surat
  5. Terdapat informasi mengenai pihak yang terkait

Fungsi Surat :

  1. Sebagai penyampai pesan
  2. Sebagai wakil atau delegasi pengirim
  3. Sebagai pedoman atau petunjuk suatu hal
  4. Sebagai bukti tertulis
  5. Sebagai alat pengingat
  6. Sebagai dokumen penting

Bagian-bagian Surat :

Bagian surat tidaklah sama semua, karena setiap jenis surat memiliki bagian-bagiannya sendiri. Namun ada beberapa bagian yang umumnya ada dalam sebuah surat. Bagian tersebut ialah:

  1. Informasi pengirim atau kop surat
  2. Atribut surat (tanggal, nomor, dan perihal surat)
  3. Penerima surat
  4. Alamat tujuan surat
  5. Pembuka surat
  6. Isi surat
  7. Penutup surat
  8. Identitas pengirim (tanda tangan, nama lengkap, dan jabatan)
  9. Tambahan (lampiran, tembusan dan pengonsep)

referensi :

Firman, Akbar. Penulisan Pesan-Pesan Persuasif. retrieved 26 May 2016 from http://www.infokekinian.com/penulisan-pesan-pesan-persuasif-makalah-komunikasi-bisnis/

http://www.siyusuf.com/2015/05/pengertian-korespondensi-dan-surat.html

http://www.berpendidikan.com/2015/11/contoh-cara-membuat-dan-langkah-langkah-menulis-teks-berita.html

  1. HSAN IMMADUDIN
  2. NOVIRA DASFE FENDRI
  3. MUFTI AMALLIA
  4. RIZKY PUGHA LARASATI
  5. SINTA KUSUMASWORO WARDHANI

4EA32

Komunikasi Bisnis Materi 6-8

TUGAS 2
KELOMPOK 8  MATERI 6-8

MATERI 6 (Perencanaan pesan pesan Bisnis)

  1. PROSES PENYUSUNAN PESAN

Menyusun pesan bisnis yang menarik perhatian, mudah dibaca, dan mudah dipahami memerlukan kreativitas. Agar pesan bisnis efektif, diperlukan pemahaman terhadap proses penyusunan pesan bisnis. Proses penyusunan pesan bisnis umumnya terdiri atas tiga tahap sederhana, yaitu :

  1. Perencanaan Pesan

Dalam tahap ini, ditentukan hal – hal yang mendasar dari suatu pesan yang akan dikomunikasikan. Secara rinci, tahap perencanaan tersebut meliputi :

  1. Penentuan tujuan
  2. Analisis audiens
  3. Penentuan ide pokok
  4. Pemilihan saluran dan media
  1. Penyusunan Pesan

Setelah tahap perencanaan, selanjutnya ide/gaasan dituangkan ke dalam pesan tertulis. Tahap itu meliputi dua kegiatan, yaitu :

  1. Mengorganisasikan pesan
  2. Memformulasikan pesan

3.Revisi Pesan
Pesan yang telah disusun dikaji ulang untuk memastikan apakah ide/gagasan yang diungkapkan sudah memadai. Berbagai kegiatan pada tahap revisi pesan adalah :

  1. Menyunting pesan
  2. Menulis ulang
  3. Memproduksi pesan
  4. Mencetak pesan
  1. PENENTUAN TUJUAN BISNIS

Pesan bisnis dapat menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Pesan-pesanyang di sampaikan kepada pihak lain hendaknya mampu menjaga danmeningkatkan citra perusahaan. Untuk dapat menciptakan good will, setiap pesan bisnis hendaknya memiliki tujuan yang jelas, dapat di ukur, dan tidak bertentangan dengan tujuan organisasi.

Ada tiga tujuan unum komunikasi bisnis, yaitu :

  1. Memberi informasi (informing)

Tujuan pertama dalam komunikasi bisnis adalah memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis kepada pihak lain. Sebagai contoh, seorang pemimpin suatu perusahaan membutuhkan bebebrapa pegawai baru yang akan di tempatkan sebagai staf adminitrasi di kantor- kantor cabang yang ada.

  1. Membujuk atau persuasi (persuading)

Tujuan kedua komunikasi bisnis adalah memberikan persuasi kepada pihak lain agar apa yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan bener. Hal ini sering dilakukan, terutama yang berkaitan dengan negosiasi antara seseorang dengan orang lain dalam bisnis.

  1. Melakukan kerjasama atau kolaborasi (kolaborating)

Tujuan ketiga dalam komunikasi bisnis adalah melakukan kolaborasi atau kerjasama bisnis antara seseorang dengan orang lain. Malalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang dapat dengan mudah melakukan kerjasama bisnis, baik dengan perusahaan domestik maupun perusahaan asing.

III. ANALISIS PENERIMA PESAN

Analisis terhadap audiens sangat perlu dilakukan, audiens dalam studi komunikasi bisa individu ataupun organisasi. Audiens biasanya memiliki pemahaman yang berbeda-beda atas pesan yang mereka terima.

  1. Mengembangkan Profil Audiens

Analisis terhadap Audiens yang sudah dikenal biasanya relatif lebih mudah dilakukan tanpa harus melalui penelitian yang rumit. Demikian juga, reaksi atas pesan yang dikrim kepada orang yang sudah dikenal pada umumnya bisa diperkirakan.

  1. Mengenali penerima primer

Apabila penerima terdiri dari beberapa orang, perlu dikenali orang-orang terpenting yang berpengaruh atau bertindak sebagai pengambil keputusan.

  1. Menetapkan jumlah dan komposisi audiens

Jumlah penerima juga memengaruhi pesan bisnis. Menulis pesan bisnis yang ditujukan hanya kepada satu orang akan berbeda dengan pesan bisnis yang ditujukan kepada banyak orang.

  1. Mengukur Tingkat Pemahaman Audiens

Apabila penerima memiliki latar belakang yang sama pengirim , maka pada umumnya mereka dianggap memiliki pemahaman yang relatif sama terhadap suatru pesan.

  1. Memperkirakan reaki penerima

Cara mengorganisasikan pesan sangat tergantung pada reaksi yang diperkirakan akan dilakukan oleh penerima.

  1. Memenuhi Kebutuhan Informasi Audiens

Pesan yang baik akan mampu memenuhi semua pertanyaan penerima . Memenuhi kebutuhan informasi penerima merupakan salah satu kunci sukses pesan bisnis. Ada lima pedoman yang perlu diperhatikan agar pesan bisnis mampu memenuhi kebutuhan informasi audiens, yaitu :

  1. Temukan apa yang ingin diketahui audiens
  2. Antisipasi pertanyaan yang tidak diungkapkan
  3. Berikan semua informasi yang diperlukan oleh audiens
  4. Pastikan bahwa informasi yang diberikan akurat
  5. Tekankan gagasan yang paling menarik bagi audiens.
  1. Memuaskan kebutuhan emosional dan praktis Audiens

Pesan yang bbertujuan membujuk dan bekerja sama seringkali gagal mengubah keyakinan atau perilaku audiens. Hal penting yang harus diingat bahwa pesan bisnis disampaikan kepada audiens yang juga melakukan kegiatan bisnis. Untuk mencapai tujuan komunikasi, diupayakan agar pesan bisnis menggunakan pendekatan emosional audiens, terstruktur, rasional, serta disusun dengan format yang menarik.

  1. PENENTUAN IDE POKOK

Setiap pesan bisnis mempunyai tema pokok (main theme) yaitu rumusan pokok pembicaraan (topik) beserta tujuan yang ingin dicapai melalui topik tersebut. Namun perlu diperhatikan bahwa antara ide pokok dan topik itu merupakan hal yang berbeda. Topik merupakan subyek yang lebih luas. Sedangkan ide pokok merupakan pernyataan tentang suatu topik yang menjelaskan isi dan tujuan dari topik tersebut.

Cara yang dapat digunakan untuk menentukan ide pokok :

  1. Brainstorming

Brainstorming adalah suatu cara menentukan ide pokok dengan membiarkan pikiran secara leluasa untuk mencari berbagai kemungkinan ide pokok, mempertimbangkan tujuan, audience, dan fakta yang ada. Beberapa teknik brainstorming yang dapat digunakan:

  1. Storyteller’s Tour

Hidupkan tape recorder, dan telaah pesan – pesan yang disampaikan. Fokuskan pada alasan berkomunikasi, poin utama nada, rasionalitas, dan imlikasi bagi penerima. Dengarkan dengan teliti, dan berlatihlah, sehingga ide pokok dari pesan dapat ditemukan dengan mudah.

  1. Random List

Tulis segala sesuatu yang ada dalam pikiran di atas kertas kosong. Selanjutnya, pelajari hubungan antara ide – ide tersebut. Bagilah mereka ke dalam kelompok – kelompok, dan temukan poin yang penting dan yang tidak penting.

  1. Conclusions, Findings, Recommendations (CPR) Worksheet

Jika subjek yang dibahas mencakup pemecahan maslah, gunakanlah suatu worksheet yang akan membantu menjelaskan hubungan antara temuan (findings), kesimpulan (conclusions) dan rekomendasi (recommendation) yang akan diberikan.

  1. Journalistic Approach

Pendekatan jurnalistik memberikan poin yang baik sebagai langkah awal menentukan ide pokok. Jawaban terhadap siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana uang biasanya diajukan dalam pendekatan jurnalistik, akan dapat menjelaskan ide pokok presentasi.

  1. Question and Answer Chain

Pendekatan yang paling baik adalah melihat dari sisi perspektif audience

  1. Petunjuk atasan

Penentuan ide pokok dapat dilakukan dengan meminta petunjuk dari atasan. Ini banyak terjadi pada perusahaan dengan sistem senioritas dan desentralisasi. Namun cara ini dapat menyita waktu manajer hanya untuk pekerjaan yang sebenarnya dapat didesentralisasikan.

  1. Kebiasaan

Cara yang ketiga dalam menentukan ide pokok adalah berdasar kebiasaan. Apabila perusahaan menghadapi situasi yang sama atau relatif sama, maka akan digunakan suatu ide pokok tertentu. Cara ini mempunyai keterbatasan, yaitu hanya untuk yang situasinya sama atau relatif sama saja.

  1. SELEKSI SALURAN DAN MEDIA

Pesan-pesan bisnis harus sesuai dengan situasi yang ada. Ide-ide dapat disampaikan melalui dua saluran, yaitu saluran lisan dan tertuis. Pilihan mendasar antara berbicara atau menulis tergantung pada tujuan atau maksud pesan, audiens dan karakteristik dari kedua saluran komunikasi tersebut.

Saluran komunikasi lisan

Komunikasi lisan merupakan saluran yang palinhg banyak di gunakan dalam bisnis, komunikasi itu antara lain, percakapan antara dua orang secara langsung (tatap muka), melalui telpon, wawancara, pidato, seminar, pelatihan, dan presentasi bisnis. Saluran itu di sukai karna sederhana, spontan, nyaman, praktis, ekonomis dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dalam memberikan umpan balik (feed back).

Saluran komunikasi tertulis

Pesan-pesan tertulis dalam bisnis di buat dalam berbagai bentuk, misalnya surat, memo, proposal, dan laporan. Pilihan kata dalam pesan tertulis duilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan nada sopan dan bersahabat, kekurangannya adalah umpan balik secara langsung yang tidak bias di peroleh dengan waktu cepat.

Komunikasi Lisan :

  1. Anda menginginkan umpan balik segera dari audiens..
  2. Pesan anda relative sederhana dan mudah di mengerti .
  3. Anda tidak memerlukan catatan permanan
  4. Anda dapat mengumpulkan audiens lebih mudah atau ekonomis.
  5. Anda menginginkan interaksi dalam memecahkan masalah.

Komunikasi Tertulis :

  1. Anda tidak memerlukan unpan balik segera.
  2. Pesan anda sangat rinci, komplek, dan memerlukan perencanaan yang hati-hati.
  3. Anda memerlukan catatan permanen.
  4. Anda ingin mencapai audiens yang luas.
  5. Anda ingin mengurangi distorsi penyampaian pesan.

Media pada saluran lisan :

  1. Percakapan tatap muka (pidato, rapat, seminar, konferensi)
  2. Telepon, voice mail
  3. Radio, televisi, Computer
  4. Pita audio dan video
  5. Teleconference
  6. Video conference

Media pada saluran tertulis :

1.Surat, memo, laporan, proposal

  1. Elektronik mail / email
  2. Telepon (sms)
  3. Computer
  4. Faks
  5. Telegram
  6. Pos biasa dan khusus

SUMBER :

http://ekonomikomiko.blogspot.com/2014/05/proses-menulis-perencanaan-pesan-bisnis.html

MATERI 7 (Pengorganisasian dan Revisi pesan pesan bisnis)

  1. Ketrampilan Merevisi Pesan

Menulis pesan-pesan bisnis sangatlah berbeda dan tidak semudah menulis pesan– pesan yang bersifat pribadi (personal), seperti penulisan surat kepada orang tua, saudara, atau teman akrab.

Maka dari itu dalam menulis surat-surat bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran dan tenaga dan waktu yang cukup. Akan berbahaya apabila penyampaian pesan – pesan  bisnis cenderung dilakukan secara asal-asalan atau ceroboh, baik dalam sisi substansi isi pesan mupun format penulisan.

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, pesan-pesan bisnis mencakup pesan-pesan bisnis tertulis dan pesan-pesan bisnis yang disampaikan secara lisan.

  1. Pesan – pesan Bisnis Tertulis.
  1. Mengedit isi dan cara pengorganisasiannya

Pada face awal pengeditan, perlu perhatian secara seksama terutama pada pesan-pesan awal dan akhir, karena pesan – pesan  tersebut mempunyai pengruh besar terhadap audiens. Perhatikan bahwa pembuka surat atau memo haruslah relevan, menarik, dan memberikan reaksi pada pembacanya. Untuk pesan-pesan yang lebih panjang, beberapa paragraf pertama mencakup subjek, maksud, dan organisasi bahan.

  1. Mengedit mekanik atau teknis penulisan

Setelah melakukan pengeditan isi, pengorganisasian, dan gaya penulisannya, langkah berikutnya adalah melakukan pengeditan dari sudut mekanik atau teknis penulisan suatu pesan – pesan bisnis yang mencakup antara lain:

1) Susunan kalimat yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan yang ada, sehingga mudah dipahami dengan baik.

2) Penggunaan kapitalisasi secara tepat (perhatikan kata-kata yang harus ditulis dengan huruf kapital).

3) Penulisan tanda baca secara benar (perhatikan penggunaan tanda baca koma, titik, titik koma, tanda tanya, dan tanda seru).

4) Perhatikan makna keutuhan suatu kalimat, sehingga makna suatu kalimat dapat dipahami dengan mudah.

5) Perhatikan pengulangan kata yang tidak tepat dalam suatu kalimat. Hal ini dapat menghilangkan makna suatu pesan – pesan bisnis yng telah disampaikan.

  1. Mengedit format dan layout

Langkah terakhir dalam mengedit suatu pesan bisnis adalahmengedit format atau layout secara keseluruhan. Di samping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan, kesalahan – kesalahan tulis, dan tanda baca, format penulisannya juga tidak boleh diabaikan begitu saja. Jika format penulisannya menarik, di tata rapi, bersih, tidak penuh coretan, dan kertas yang digunakan berkualitas baik, audiens anda akan senang membacanya.

  1. Pesan – pesan bisnis lisan

Sebagaimana pesan – pesan bisnis yang disampaikan secara tertulis, pesan– pesan bisnis yang disampaikan secara lisan pun memerlukan pengecekan ulang, perbaikan atau pengeditan (editing) seperlunya, sehingga suatu pesan bisnis dapat dipahami audiens dengan baik. Perlu dilakukan kegiatan pengeditan yang mencakup antara lain:

  1. Substansi pesan

Mengedit substansi pesan yang akan disampaikan kepada audiens

  1. Pengorganisasian pesan

Mencakup 3 poin penting, yaitu:

1)    Pembuka (misalnya, salam pembuka, perkenalan diri)

2)    Penyampaian substansi pesan (misalnya, pengntar pesan dilanjutkan dengan substansi pesan.

3)    Penutup (misalnya: kesimpulan, saran, rekomendasi, implikasi).

  1. Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan dalam penyajian pesan – pesan bisnis secara lisan lebih menarik dan dinamis daripada yang berbentuk tertulis karena cara penyampaiannya yang lebih santai, luwes, dan tidak monoton.

  1. Pemilihan Kata Yang Tepat

Pemilihan kata dalam penyampaian pesan – pesan bisnis kepada audiens sangat penting. Penggunaan kata asing yang sukar dimengerti adalah pemborosan. Agar suatu komunikasi dapat tercapai maksudnya, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

  1. Pilihlah kata yang sudah familiar

Diperlukan suatu analisis audiens, terutama untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan pengalaman audiens. Pemahaman yang baik terhadap audiens akan memberikan pengaruh yang baik bagi proses penyampaian pesan – pesan bisnis.

  1. Pilihlah kata-kata yang singkat

Kata-kata yang singkat selain efisien, juga mudah dipahami oleh audiens. Tetapi kita juga harus memperhatian kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.

  1. Hindari kata-kata yang bermakna ganda

Penggunaan kata-kata tersebut akan mengakibatkan penafsiran yang bermacam – macam. Hal ini dapat mengakibatkan tidak tercapainya maksud dari pesan-pesan bisnis.

  1. Membuat Kalimat Yang Efektif

Dalam menyusun suatu kalimat perlu diperhatikan 3 hal, yaitu kesatuan pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Diketahui bahwa dalam setiap kalimat paling tidak terdiri atas subjek dan predikat. Subjek dalam predikat akan menjawab “siapa” atau “apa” yang dilakukan oleh kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu yang sedang dikatakan dan biasanya berupa kata benda.

  1. Tiga jenis kalimat
  1. a) Kalimat Sederhana

Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan predikat. Namun tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek baik langsung maupun tidak langsung.

  1. b) Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan lausa yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga tidak memiliki klausa yang utuh.

  1. c) Kalimat kompleks

Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa dependen sebagai anak kalimat.

  1. Cara mengembangkan paragraf

Ada dua pendekatan untuk mengembangkan suatu paragraf, pendekatan induktif dan pendekatan deduktif. Pendekatan induktif dimulai dengan berbagai alasan terlebih dahulu baru dibuat kesimpulan, sedangkan deduktif dimulai dari kesimpulan, baru diikuti dengan alasan-alasannya. Cara-cara mengembangkan paragraf:

a).   Ilustrasi

Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.

b).   Perbandingan (Persamaan & Perbedaan)

Anda dapat mengembangkan paragraf dengan cara membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran dengan pemikiran yang lain.

c). Pembahasan Sebab-Akibat

Agar dapat memberikan arah yang jelas terhadap suatu pokok bahasan tertentu.

d). Klasifikasi

Untuk mempermudah pemahaman paragraf bagi pengirim pesan dan penerima pesan. Selain itu agar suatu topik bahasan menjadi lebih terarah atau terfokus.

e). Pembahasan Pemecahan Masalah

Untuk memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi

Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan kata-kata transisi, kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu dengan yang lainnya, dan jelas.

  1. Menulis Ulang Pesan

Ernest Hemingway pernah menyatakan bahwa “tidak ada yang disebut menulis yang ada hanya menulis ulang” Pada kenyataannya, pelaku bisnis banyak melakukan kesalahan berikut:

  1. Hanya memindahkan kata-kata dan tidak benar-beanr memperbaikinya
  2. Tidak melakukan penulisan ulang karena dianggap membuang waktu
  3. Mengirim dokumen pada saat-saat terakhir dibutuhkan.

Setelah penulisan ulang dilakukan dengan baik dokumen bisnis kemungkinan akan menjadi berjumlah separuh dari rencana semula. Dokumen menjadi lebih ringkas, mantap dan kuat.

Memproduksi Pesan

Setelah puas memproduksi pesan, organisasi, gaya , kemudahan dibaca, pilihan kata, pengembangan paragraf dan menulis ulang pesan, proses pembuatan pesan belum selesai. Draft ditulis ulang dengan baik atau diketik secara manual atau elektronis.

Pada masa sekarang ini, sebagian besar dokukmen bisnis dipsroduksi menggunakan computer. Berbagai aplikasi bias dipergunakanuntuk membuat desain agar pesan lebih menarik. Misalnya Ms. Word, desktop publishing, photoshop, dan lain-lain.

SUMBER :

http://blogserbabis.blogspot.com/2014/04/makalah-revisi-pesan-pesan-bisnis.html

MATERI 8 (Perencanaan Laporan Bisnis)

  1. Pengertian

Laporan bisnis adalah suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas dan berisi rencana penyajian fakta kepada seseorang atau lebih untuk tujuan bisnis tertentu.

Menurut Herta A. Murphy Laporan Bisnis adalah suatu laporan yang memiliki sifat netral, tidak memihak, memiliki tujuan yang jelas, dan berisi rencana penyajian fakta kepada seorang atau lebih untuk tujuan bisnis tertentu.

Menurut Himstreet Laporan Bisnis adalah suatu pesan-pesan objektif yang disusun secara teratur dan digunakan untuk menyampaikan informasi dari suatu bagian organisasional atau dari satu institusi atau lembaga kelembaga yang lain guna membantu pengambilan keputusan atau pemecahan masalah.

Pada umumnya penulisan laporan bisnis digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan, antara lain:

  1. Untuk memonitor dan mengendalikan operasional perusahaan.
  2. Untuk membantu mengimplementasikan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan perusahaan.
  3. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku bagi perusahaan.
  4. Untuk mendokumentasikan prestasi kerja yang diperlukan baik bagi keperluan internal maupun eksternal.
  5. Untuk menganalisis informasi dan memberikan bimbingan bagi pengambilan keputusan-keputusan atas masalah tertentu.
  6. Untuk memperoleh sumber pendanaan atau membuka bisnis baru.

Laporan Bisnis dapat digolongkan menjadi:

  1. Menurut fungsinya.

–   Laporan informasional adalah laporan yang member informasi, menyajikan fakta-fakta tanpa melakukan analisis, tanpa kesimpulan, dan tanpa memberikan rekomendasi.

– Laporan Analisis adalah laporan yang menyajikan fakta, menganalisis dan menginterprestasikan, kemudian menyimpulkan dan memberi rekomendasi.

Contoh : laporan kemajuan pekerjaan, Rekomendasi dan proposal.

  1. Menurut subyeknya

– Suatu laporan dapat dibedakan menurut departemen mana suatu laporan itu diperoleh. Contoh :Laporan Akuntansi, Personalia, Produksi dan sebagainya.

  1. Menurut Formalitasnya.

– Laporan dapat dibedakan atas dasar apakah bersifat formal atau nonformal. Menurut Frekuensinya. Suatu laporan dapat dibedakan atas dasar apakah secara berkala atau khusus.

– Laporan menurut keasliannya, terdiri dari: laporan otoritas, laporan sukarela, laporan swasta, dan laporan public.

  1. Menurut keasliannya

– Laporan Otoritas : laporan yang dibuat atas dasar permintaan atau kuasa dari orang lain.

– Laporan sukarela : inisiatif dari pembuat laporan itu sendiri.

– Laporan swasta : laporan yang dibuat oleh organisasi atau perusahaan swasta.

– Laporan public : disusun oleh lembaga pemerintah atau lembaga yang dibiayai Negara.

5 Menurut frekuensinya

– Terdiri dari laporan berkala yaitu laporan yang disusun harian, mingguan, bulanan, semesteran, tahunan.contoh: laporan penjualan

– Laporan Khusus : laporan atas kejadian yang unik(khusus) seperti laporan mengenai krisis dalam perusahaan.

  1. Menurut jenisnya

–          Suatu laporan dipengaruhi oleh formalitas dan panjangnya laporan. Laporan infomal meliputi laporan memorandum, laporan surat, dan laporan cetak. laporan formal sering disebut dengan laporan panjang.

–          Laporan surat merupakan suatu laporan yang menggunakan format surat dengan kepala surat. Laporan dalam bentuk cetakan mempunyai judul yang sudah tercetak, instruksi, baris-baris kosong. Laporan formal biasanya lebih panjang daripada laporan informal.

  1. Menurut Kegiatan Projek

–          Dalam melakukan suatu proyek, terdapat tiga jenis laporan,yaitu laporanpendahuluan, laporan perkembangan, dan laporan akhir.

  1. Menurut pelaksanaan Pertemuan

–          Agenda : suatu dokumen yang ditulis sebelum pertemuan berlangsung, dan biasanya terdiri atas jadwal pelaksanaan dan topic yang akan dibahas dalam pertemuan sehingga akan membantu peserta dalam persiapan.

–          Resolusi merupakan laporan singkat secara formal berisi hasil consensus suatu pertemuan.

–          Notulen adalah laporan resmi dalam suatu pertemuan yang telah berlangsung yang mencakup semua hal yang terjadi dalam suatu pertemuan. Mencakup pembahasan yang lebih luas dan berisi hasil pertemuan atau konferensi penting.

  1. Tahap Sebelum Penulisan Laporan Bisnis
  1. Definisikan Masalah, Tujuan, dan Ruang Lingkup. Perencanaan adalah melakukan analisis masalah, yang mencakup tujuan penyusunan laporan.
  2. Pertimbangkan Siapa yang akan Menerima Laporan. Menentukan Ide atau Gagasan. Tuliskan semua ide yang terlintas secara umum. Kemudian buatlah laporan berdasarkan rencana kerja yang rinci.
  3. Mengumpulkan Bahan yang Diperlukan. Mengumpulkan fakta yang diperlukan dari sumber-sumber yang dapat dipercaya.
  4. Menganalisis dan Menafsirkan Data.
  5. Mengorganisasi Data dan Mempersiapkan Kerangka Akhir.
  1. Bagian Pokok Laporan Bisnis
  2. Pendahuluan

Dalam hal pendahuluan dapat dipertimbangkan beberapa hal seperti:

  1. Pemberi kuasa : individu atau organisasi yang meminta laporan
  2. Layout atau presentasi : informasi kepada pembaca tentang apa saja yang akan di bahas.
  3. Masalah : diformulasikan awal pada pendahuluan sebelum maksud dan tujuan laporan bisnis disampaikan.
  4. Maksud : point terpenting dalam pelaporan bisnis
  5. Ruang lingkup : berhubungan dengan luas cakupan atau batas bahasan
  6. Metodologi : metode pengumpulan informasi
  7. Sumber-sumber; sumber dalam pelaporan bisnis baik lisan maupun tertulis.
  8. Latar belakang : jika pembaca dianggap perlu mengetahui latar belakang maka,wajib disampaikan.
  9. Definisi istilah : menjelaskan beberapa istilah yang perlu dijelaskan
  10. Keterbatasan : dalam dana , waktu dan sumber yang tersedia
  11. Rekomendasi

Untuk laporan singkat beberapa unsur tersebut dapat digabung menjadi satu atau dua paragraf dengan atau tanpa judul pendahuluan tapi biasanya bagian “pendahuluan ini dibuat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan dari perusahaan tersebut”.

  1. Teks/isi

Bagian terpanjang dari suatu laporan bisnis sehingga maksud dari laporan bisnis dapat dimengerti.

  1. Penutup

Bagian penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh, mengambil kesimpulan, atau memberi rekomendasi.

  1. Pengorganisasian Isi Laporan Bisnis

Ada 2 cara yang dapat digunakan untuk menyusun isi laporan bisnis yaitu cara deduksi (langsung) dan cara induksi (tak langsung).

  1. Cara Deduksi

Menyampaikan ide pokok dan rekomendasi terlebih dahulu,setelah itu baru dijelaskan hal – hal yang rinci.Digunakan pada kriteria pembaca:

  1. Esekutif yang sibuk,ingin berita segera,
  2. Ingin mengetahui berita baik atau informasi netral,
  3. Ingin menganalisa data dengan baik ketika analisa laporan berada diawal.
  1. Cara induksi

Menjelaskan fakta – fakta yang ada terlebih dahulu,kemudian memberikan ide pokok, kesimpulan dan rekomendasi.Digunakan pada kriteria pembaca:

  1. Ingin mengetahui penjelasan secara rinci terlebih dahulu,
  2. Ingin mengetahui kesimpulan yang kurang menyenangkan,
  3. Perlu membaca laporan secara keseluruhan bukan awalnya saja.

BAGIAN UTAMA LAPORAN BISNIS

  1. Pendahuluan

Dalam bagian pendahuluan ada 11 (sebelas) hal yang perlu dipertimbangkan, yakni:

  1. Pemberi Kuasa, adalah individu/organisasi yang meminta laporan;
  2. Tata-letak, menginformasikan kepada pembaca tentang apa saja yang akan dibahas dalam laporan bisnis;
  3. Masalah, biasanya diformulasikan di awal pendahuluan sebelum maksud atau tujuan laporan bisnis dinyatakan;
  4. Maksud, merupakan poin penting dalam laporan bisnis;
  5. Ruang Lingkup, berhubungan dengan luas cakupan atau batas suatu pokok bahasan dalam sebuah laporan bisnis;
  6. Metodologi, mengacu pada metode pengumpulan informasi;
  7. Sumber-sumber, mencakup berbagai sumber yang kita gunakan dalam penyusunan laporan bisnis, baik sumber tertulis maupun sumber lisan;
  8. Latar Belakang, jika pembaca dianggap perlu mengetahui informasi yang ada dalam laporan bisnis itu maka latar belakang harus disampaikan.
  9. Definisi Istilah, jika kita menggunakan istilah yang memiliki beberapa penafsiran maka kita harus menjelaskan kepada pembaca definisi yang kita maksudkan.
  10. Keterbatasan, adalah keterbatasan dalam hal dana, waktu, ataupun data yang tersedia.

Untuk laporan singkat, beberapa unsur tersebut dapat digabungkan menjadi satu atau dua paragraf dengan ataupun tanpa judul “Pendahuluan”. Bahkan dalam laporan berkala, judul pendahuluan dapat dihilangkan bila isi setiap periode sama dan pembaca telah mengetahuinya.

  1. Isi Laporan

Bagian terpanjang dari suatu laporan bisnis adalah isi laporan. Dalam bagian ini, kita membahas dan mengembangkan hal-hal yang penting secara rinci. Di samping itu, bagian ini dapat membantu kita mencapai maksud penulisan laporan bisnis. Penulisan laporan bisnis yang baik, harus mencakup temuan fakta yang penting dan relevan.

  1. Penutup

Bagian penutup berfungsi untuk merangkum laporan secara menyeluruh, dan untuk laporan analitis juga mengambil kesimpulan dan memberikan rekomendasi. Oleh karena itu, dalam Laporan Informasional bagian penutup ini dinamakan Rangkuman, sedangkan pada Laporan Analitis disebut Kesimpulan dan Rekomendasi.

Hal-hal yang dipertimbangkan dalam bagian penutup adalah sebagai berikut:

  1. Rangkuman, berisi ringkasan pembahasan secara menyeluruh. Kadangkala hanya berisi poin-poin yang penting, kekuatan dan kelemahan, atau manfaat dan kerugian;
  2. Kesimpulan, berisi evaluasi secara ringkas fakta-fakta yang dibahas, tanpa memasukkan pendapat pribadi kita sebagai penulis;
  3. Rekomendasi, menyarankan suatu program tindakan yang didasarkan pada kesimpulan yang telah dibuat;
  4. Rencana Tindakan, merupakan pernyataan terakhir yang mencakup waktu pelaksanaan program, anggaran yang diperlukan, dan orang-orang yang bertanggung jawab terhadap program/projek yang akan dilaksanakan.
  1. PENGORGANISASIAN ISI LAPORAN BISNIS

Ada 2 (dua) cara yang dapat dipilih untuk digunakan dalam penyusunan isi laporan bisnis, yakni cara deduksi (cara langsung) dan cara induksi (cara tak langsung).

Cara pertama:

Cara deduksi atau cara langsung berarti menyampaikan ide pokok dan rekomendasi terlebih dahulu, setelah itu baru dijelaskan hal-hal yang rinci. Secara umum, kita dapat menggunakan cara deduksi atau cara langsung, jika pembaca kita memiliki ciri sebagai berikut:

Eksekutif yang sibuk; Lebih suka untuk menentukan sesuatu dengan segera; Ingin mengetahui ‘berita baik’ atau informasi netral; Ingin menganalisis data lebih baik, dan hal ini akan menjadi lebih mudah jika kesimpulan dan rekomendasi dicantumkan pada awal laporan; Ingin mengetahui pandangan penulis laporan dengan segera; Lebih menyukai laporan yang disusun dengan cara deduksi.

Cara kedua:

Cara induksi atau cara tak langsung, berarti kita menjelaskan fakta- fakta yang ada terlebih dahulu, baru kemudian kita memberikan ide pokok, kesimpulan, dan rekomendasi. Pada prinsipnya, kita menggunakan cara induksi jika pembaca kita mempunyai karakteristik sebagai berikut: Ingin mengetahui penjelasan secara rinci terlebih dahulu untuk dapat memahami kesimpulan dan rekomendasinya; Ingin mengetahui kesimpulan yang kurang menyenangkan (‘berita buruk’); Merasa kesimpulannya tidak bias dan dapat menerimanya; Perlu membaca keseluruhan laporan, bukan hanya bagian akhirnya saja; Lebih menyukai laporan yang disusun dengan cara induksi.

Source :

http://pengabdianqu.blogspot.com/2013/05/pengertian-laporan-bisnis-laporan-formal.html

Kelompok 8

  1. IHSAN IMMADUDIN
  2. NOVIRA DASFE FENDRI
  3. MUFTI AMALLIA
  4. RIZKY PUGHA LARASATI
  5. SINTA KUSUMASWORO WARDHANI

4EA32

kelompok 9 : akuntansi untuk piutang

Akuntansi : Akuntansi untuk piutang

Piutang adalah suatu aktiva yang timbul karena suatu perusahaan pada masa penjualan kredit.

Piutang dagang : yang timbul dari hasil penjualan.

Wesel adalah tagihan yang timbul secara tertulis.

  1. Piutang dagang
  • Pengakuan piutang dagang
  • Penilaian piutang dagang
  1. – metode cadangan
  • Metode penghapusan langsung
    • Penilaian Piutang
  1. Pencatatan taksiran kerugian piutang

Kasus 2

Sebagai contoh untuk memberikan gambaran penerapan metode cadangan,dimisalkan bahwa PT Kerinci pada tahun 1991 melakukan penjualan kredit sebesar Rp. 1.200.000,00 dari jumlah tersebut terdapat piutang sebesar Rp. 200.000,00 yang belum dapat ditagih sampai tanggal 31 Desember. Manajer kredit memperkirakan bahwa dari piutang belum tertagih tersebut sebesar Rp. 12.000,00 diantara tidak mungkin dapat diterima. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat taksiran kerugian piutang adalah :

Tanggal Nama Akun Debit Kredit
31/12 Kerugian piutang Rp. 12.000
31/12      Cadangan kerugian  piutang Rp.12.000
  • Pencatatan penghapusan piutang
  • Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus
  • Dasar yang digunakan dalam metode cadangan

Kasus 5

PT Hokindo menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagiih adalah sebesar 1% dari penjualan kredit bersih. Apabila jumlah penjualan  kredit selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir sebesar (1% x 100.000.000 = 1.000.000).

Tanggal Nama akun Debit Kredit
31/12 Kerugian piutang 1.000.000
31/12   Cadangan kerugian piutang 1.000.000

I

  1. Pengalihan piutang

Kasus 9

Pada tanggal 1 Mei 2005, PT Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000. pinjaman yang diterima 90% dari piutang yang dijaminkan, dipotong biaya administrasi RP. 25.000 Bunga pinjaman 18% setahun.

Tanggal Nama akun Debit kredit
1/5 Kas 1.775.000
1/5   Biaya administrasi 25.000
1/5   Utang bank 1.800.000

Untuk mencatat pinjaman ke bank

Tanggal Nama akun Debit Kredit
1/5 Piutang usaha yg dijaminkan 4.200.000
1/5    Piutang usaha 2.000.000

Piutang wesel

  • Perhitungan bunga dari piutang wesel

Kasus 1

Bila termin waktu weselnya dinyatakan dalam hitungan bulan, kita menghitung bunga berdasarkan bulanan, yaitu 12 bulan. Contoh bunga untuk wesel $ 2.000 dengan 15% bunga untuk 3 bulan.

Jatuh tempo wesel 3 bulan sejak 1 Mei

1 mei > 1 juni > 1 juli >1 agustus

Jatuh tempo piutang wesel 90 hari sejak 28 agustus

Waktu wesel 90 hari

Agustus 28- 31 =   3

September         = 30

Oktober               = 31

November          = 26            +

90 hari

Bunga :  2000 x 0,15 x 3/12 = 75

Nilai jatuh tempo weesel = 2000 + 75 = 2075

Rumus bunga : nilai nominal x tingkat bunga setahun x jangka waktu dalam pecahan setahun

Kasus 2

Nominal wesel $ 2.000 bunga 12% dan jangka waktu wesel 3 bulan. Jumlah bunga yang harus dibayar pada saaat jatuh tempo adalah …

Bunga :  2000 x 0,12 x 90/360 = 60

Nilai jatuh tempo weesel =  2000 + 60 = 2060

Kasus 3

Tanggal Nama akun Debit Kredit
1/5 Piutang wesel 100.000
1/5    Kas 100.000

Kasus 7

Wesel dengan nominal Rp. 5.000.000,00 jangka waktu 2 bulan, tertanggal 1 maret 1991 didiskontokan pada tanggal 26 maret dengan diskonto 10% .

Misalnya wesel diatas berbunga sebesar 12% setahun dan didiskontokan dengan diskonto sebesar 10% setahun. Jumlah yang diterima pada tanggal 26 maret 1991 adalah.

Bunga (diskonto) : nilai jayuh tempo xtarif diskonto x periode diskonto

26- 31 maret                       =   5

April                                       = 30

Mei tgl jatuh tempo        =    1        +

36 hari

26 hari  +

62 hari

Nilai jatuh tempo                                      =5.000.000

Diskonto = 5.000.000 x 10% x 36/360 = 50.000     –
4.950.000 (uang yg diterima)

Tgl Nama akun Debit Kredit
26/3 Kas 4.900.000
26/3       Biaya bunga 50.000
26/3        Piutang wesel 500.000

Nilai nominal wesel                         = 5.000.000

Bunga : 12% x 2/12 x 5.000.000 = 100.000    +

5.100.000 ( nilai JT)

Diskonto

Rp. 5.100.000n x 10% x 36/360=       51.000    –

5.049.000 (uaqng yg diterima)

Tgl Nama akun Debit Kredit
26/3 Kas 5.049.000
26/3     Piutang wesel 5.000.000
26/3      Pendapatan bunga 49.000.000

Pertanyaan :

  1. Perbedaan antara metode & dasar piutang usaha
  2. Perbedaan bunga dan diskonto

~ diskonto : bunga yg dibayarkan oleh peminjam pd saaat peminjaman

~ bunga : pertambahan uang yg kita investasikan